Kegiatan
Jum’at Religi merupakan salah satu program pembiasaan di SMP Negeri 3 Colomadu.
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk menginternalisasi nilai-nilai
agama pada diri peserta didik, dan
juga untuk meningkatkan iman dan taqwa siswa siswi SMP
Negeri 3 Colomadu. Harapannya peserta didik akan terbiasa berperilaku dan bersikap
sesuai dengan ajaran agamanya, sehingga dapat meningkatkan iman dan taqwa serta
berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan
Jum’at Religi bukan hanya untuk peserta didik dan guru karyawan yang beragama
Islam saja, tetapi juga memfasilitasi peserta didik dan guru karyawan yang
beragama non Islam untuk melakukan kegiatan di ruangan khusus dengan bimbingan
guru agamanya masing-masing.
Seperti
hari ini (red : Jum’at tanggal 29 September 2023), SMP Negeri 3 Colomadu
melaksanakan kegiatan Jum’at Religi dengan mengundang Ustadz Si Islam Siarna,
SE, ME,Sy untuk guru karyawan dan peserta didik yang beragama Islam, dan
pendeta Pdm. Kris Tri Wahono, S. Th untuk guru karyawan dan peserta didik yang
bergama Nasrani sebagai nara sumber kegiatan. Kegiatan dilaksanakan di halaman
sekolah untuk peserta didik dan guru karyawan yang beragama Islam, dan aula
sekolah untuk peserta didik dan guru karyawan yang beragama non Islam.
Kegiatan
Jum’at Religi Agama Islam meliputi :
- Pembukaan oleh Kepala SMP
Negeri 3 Colomadu
- Pembacaan ayat suci Al Qur’an
- Sambutan Wakil Kepala Sekolah
bidang kesiswaan
- Inti oleh Ustadz Si Islam
Siarna, SE, ME,Sy
- Doa oleh bapak Abdul Hakim,
M.Pd.I
- Penutup
Drs. Heru Nugroho, M.Pd membuka kegiatan Jum'at Religi sekaligus memberikan motivasi - motivasi kepada peserta didik
Pembacaan ayat suci Al Qur'an
Dalam tauziahnya, Ustadz Si Islam Siarna, SE, ME,Sy mengambil tema Kisah masa kecil Nabi Muhammad SAW. Dikisahkan bahwa Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 570 Masehi di Kota Makkah. Kelahiran Nabi Muhammad SAW disertai dengan peristiwa luar biasa. Pada saat itu, Abrahah dan pasukannya bermaksud menyerang Ka'bah, namun usaha mereka digagalkan oleh Allah SWT dengan hujan batu dari neraka yang dibawa oleh burung-burung ababil. Sebab peristiwa itulah, tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai tahun gajah.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah, meninggal sebelum kelahirannya. Setelah lahir, Nabi Muhammad SAW kecil diasuh oleh Halimah As-Sa'diyah, seperti yang biasa dilakukan oleh bangsa Arab pada waktu itu. Halimah mengasuh dan menyusui Nabi Muhammad SAW untuk sementara waktu. Masa kecil Nabi Muhammad SAW dihabiskan di perkampungan Bani Sa'ad yang dikenal sebagai daerah yang kering dan gersang. Namun, setelah Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah, keadaan perkampungan tersebut berubah menjadi subur.
Suatu hari,
peristiwa besar terjadi. Nabi Muhammad SAW kecil sedang bermain dan menggembala
kambing dengan anak-anak Halimah di dekat rumahnya. Tiba-tiba, dua orang
laki-laki berpakaian putih mendekatinya dan membawa Nabi Muhammad SAW ke tempat
yang agak jauh dari tempatnya menggembala. Saat itu, Nabi Muhammad SAW kecil
ditinggalkan sendirian ketika anak-anak Halimah pulang untuk mengambil bekal
makanan. Ketika anak-anak Halimah kembali, mereka tidak menemukan Nabi Muhammad
di mana-mana, namun melihat peristiwa besar saat para malaikat membersihkan
hati Nabi Muhammad SAW. Mereka berlari ke rumah untuk memberitahu Halimah dan
suaminya.
Ustadz Si Islam Siarna, SE, ME,Sy mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan ice breaking di sela-sela tauziahnya
Mereka
bergegas mencari Nabi Muhammad dan menemukannya duduk seorang diri di dekat
sebuah rusun. Halimah bertanya mengapa Nabi Muhammad SAW berada di sana seorang
diri, dan Nabi Muhammad menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya. Dua
orang laki-laki berpakaian putih tersebut ternyata adalah Malaikat Jibril yang
membersihkan hati Nabi Muhammad SAW. Malaikat Jibril membelah dada Nabi
Muhammad SAW, mengeluarkan sesuatu dari hatinya, dan berkata bahwa itu adalah
bagian setan dalam dirinya. Hati Nabi Muhammad SAW kemudian dimasukkan ke dalam
sebuah bejana emas yang diisi dengan air zamzam untuk dibersihkan, lalu para
malaikat mengembalikannya ke tempatnya semula.
Peristiwa
ini terjadi sekitar tiga kali dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, dan menjadi
peristiwa pertama sebelum peristiwa Isra Mi'raj dan sebelum menerima perintah
shalat 5 waktu. Bekas luka akibat jahitan dapat dilihat oleh Anas RA, yang
menyaksikan kondisi dada Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW saat berusia 5 tahun sudah kembali ke rumahnya. Ia mulai
kembali hidup bersama ibunda dan kakeknya. Namun tak lama setelah itu tepatnya
saat Rasulullah SAW berusia 6 tahun,
Sesi tanya jawab dengan peserta didik
Nabi
Muhammad SAW juga kehilangan sang ibu, Siti Aminah, yang meninggal dunia
setelah mereka berdua ziarah ke makam Abdullah. Aminah dikabarkan jatuh sakit
sebelumnya dan dikuburkan di sebuah desa bernama Abwaa'. Alhasil, Nabi Muhammad
SAW kembali ke Makkah bersama Ummu Aiman, sosok pelayan di keluarganya yang
kemudian dianggap sebagai saudara sendiri oleh orang tua Nabi Muhammad SAW. Sepeninggal
ibunya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Abdul Muthalib, kakeknya. Sang kakek
dikisahkan memiliki tempat spesial karena Nabi Muhammad SAW menghabiskan masa
kecil bersamanya.
Demikianlah, seorang Nabi Muhammad SAW yang masih berusia 6 tahun sudah harus
menjadi seorang anak yatim piatu tanpa kedua orang tuanya. Hal ini membuat Nabi
Muhammad dirawat sepenuhnya oleh Abdul Muthalib yang sangat menyayanginya. Nabi
Muhammad SAW kecil hidup bahagia dalam asuhan Abdul Muthalib dan Ummu Aiman.
Namun, seakan kebahagian tidak berlangsung lama. Dua tahun kemudian, beliau
yang masih berusia 8 tahun itu kehilangan seseorang yang istimewa baginya,
yakni sang kakek, Abdul Muthalib. Pengasuhan Nabi Muhammad SAW kemudian
diserahkan kepada pamannya yang bernama Abu Thalib. Disebutkan dalam sejumlah
sirrah bahwa Abdul Muthalib mewasiatkan hal tersebut kepada Abu Thalib,
mengingat Abdullah dan Abu Thalib adalah saudara seibu. Saat bersama pamannya
inilah, seorang pemuka agama mengenali Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah
SWT dan membawa Islam pada seluruh masyarakat dunia.
Kegiatan
Jum’at Religi Agama Nasrani meliputi :
- Pembukaan oleh ibu Meyridho Herda Anthony, SE
- Inti oleh pendeta Pdm. Kris Tri
Wahono, S. Th
- Doa oleh ibu Emy Pudyastuti,
S.Pd
- Penutup
Pendeta Pdm. Kris Tri Wahono, S. Th mengambil tema “Belajar dari Semut”
Nats : Amsal 6:6-8
Tujuan :
Anak memiliki dan membangun jiwa sosial serta memiliki integritas dalam
perannya sebagai seorang murid.
Gol :
1. Murid memiliki jiwa sosial yang tinggi
·
masih
memegang budaya
·
gotong
royong
·
memiliki
sifat yang ramah
2. Murid ber integritas
·
murid memiliki
kedisiplinan yang tinggi
·
murid belajar
menanamkan ketekunan
·
demi
menggapai masa depan
Posting Komentar