TADARUS BERSAMA SMP N 3 COLOMADU

0 comments

TADARUS AL – QURAN SELAMA BULAN RAMADAN


Colomadu - Bulan Ramadan merupakan bulan suci penuh berkah dan ampunan. Bulan suci Ramadhan menjadi salah satu bulan yang dinantikan oleh umat muslim, karena di bulan ini segala perbuatan dan amal baik manusia dilipat gandakan pahalanya. Berbagai kegiatan ibadah dengan pahala berlipat ada di dalamnya dan kesempatan itu diraih oleh umat muslim di seluruh dunia. Berbagai kegiatan bulan Ramadan ini pun perlu diajarkan kepada anak-anak, agar menjadi kebiasaan baik dan selalu mereka lakukan terutama sebagai umat muslim.

Seperti dilakukan oleh SMP N 3 Colomadu, para siswa beserta guru dan karyawan yang bergama Islam diwajibkan melaksanakan tadarus atau membaca Alquran selama bulan suci Ramadan. Kegiatan tadarus bersama dilakukan setiap pagi dari pukul 07.30 s.d 08.30 di kelas masing – masing yang dipandu oleh guru mata pelajaran di jam tersebut, sementara untuk guru yang tidak mengajar melaksanakan kegiatan tadrus bersama di ruang guru.

Menurut guru agama SMP N 3 Colomadu, Abdul Hakim, M.Pd.I, kegiatan ini menjadi agenda rutin setiap bulan Ramadan sebagai salah satu pembiasaan anak juga guru dan karyawan SMP N 3 Colomadu.

“Kegiatan ini menitikberatkan pada pembiasaan dan penanaman keimanan siswa melalui ibadah di bulan Ramadan. Minimal siswa rajin membaca Alquran dipantau orang tua dan guru,” katanya.

Sementara itu, untuk siswa beserta guru dan karyawan yang beragama non Islam melaksanakan kegiatan membaca Al Kitab.











Penulis : Anes Wahyu Nugraheni, SE









Posting Komentar

BAN THE BIG FIVE

0 comments

 BAN THE BIG FIVE

Tujuan pendidikan dasar sembilan tahun adalah meletakkan kecerdasan dasar, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup secara mandiri dan mengikuti pendidikan secara lanjut. Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama menjadi tempat pendidikan untuk mewujudkan kepribadian dan akhlak mulia, salah satunya adalah pendidikan lingkungan hidup.

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang susah diselesaikan. Kebiasaan anak menggunakan kemasan plastik menjadi salah satu pemicunya. Oleh karena itu pendidikan akhlak dalam bijak bersampah perlu dilakukan sejak dini melalui sekolah.

Sebuah kesempatan dan pengalaman berharga, Yayasan Gita Pertiwi mengundang 5 sekolah untuk mendiskusikan tentang sampah plastik (sekali pakai) dengan nama program Ban The Big Five, salah satunya adalah SMP Negeri 3 Colomadu. Yayasan Gita Pertiwi (GP) yang beralamat di Jl. Baturan Raya No. 20 Klemburan, Baturan, Colomadu, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah, dan wilayah Kelurahan Kemlayan Kota Surakarta
adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memfokuskan diri pada isu pelestarian lingkungan serta memperjuangkan keadilan dan kesetaraan (gender).

Ban The Big Five adalah istilah program yang dikembangkan oleh Aliansi Zero Waste Indonesia untuk gerakan menolak 5 jenis sampah plastik sekali pakai berupa kantong kresek, sedotan, sachet, styrofoam dan microbead. Program ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan masyarakat terutama kawula muda untuk mengurangi timbulan sampah plastik Lima sekolah yang mendapat kesempatan dalam kegiatan diskusi sampah bersama Yayasan Gita Pertiwi adalah :

  • 1.     SDN Cemara Dua Surakarta
  • 2.     MI Muhammadiyah 1 PK Sukoharjo
  • 3.     SMPN 3 Surakarta
  • 4.     SMPN 9 Surakarta
  • 5.     SMPN 3 Colomadu

Yayasan Gita Pertiwi memilih sekolah dalam kegiatan ini karena sekolah merupakan gambaran masyarakat yang menjadi salah satu timbunan sampah hasil dari aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Aktivitas yang banyak menggunakan wadah sekali pakai, kemasan makanan, sachet, hingga botol plastik sekali pakai terjadi di sekolah. Akan tetapi, sekolah juga dapat menjadi salah satu pengembangan pendidikan untuk pengelolaan sampah yang meliputi pemilahan sampah organik dan an organik, mengembangkan rasa cinta lingkungan, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka.

Kaum muda yang menjadi peserta didik dalam sekolah maupun anggota dari masyarakat berada usia produktif dan bagian kaum intelektual adalah salah satu aset yang dimiliki oleh Negara tidak bisa dipandang sebelah mata. Tingginya semangat dan ide ide kreatif banyak dituangkan oleh anak muda. Ide kreatif yang mereka miliki dapat menjadi salah satu cara untuk mengkampanyekan mengenai plastik sekali pakai. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman mengenai Plastik Sekali Pakai (PSP) yang tanpa mereka sadari berada di sekitar mereka memiliki dampak dan bahaya bagi lingkungan. Pemahaman yang didapatkan oleh kaum muda diharapkan dapat mengurangi pengguanaan sampah sekali pakai baik di sekolah maupun lingkungan mereka.

Tujuan kegiatan diskusi sampah Plastik Sekali Pakai adalah :

  1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang Plastik Sekali Pakai dan Dampaknya
  2. Meningkatkan kemampuan berpikir anak-anak mengenai pemilahan sampah di lingkungan sekolah
  3. Membangun peran Kaum Muda dalam pengelolaan sampah khususnya plastik sekali pakai di lingkungan sekolah
  4. Meningkatkan peran kaum Muda sebagai agen kampanye dalam pengurangan plastik sekali pakai dalam masyarakat

Kegiatan diskusi sampah Plastik Sekali Pakai tidak terlaksana dalam 1 kali kegiatan, melainkan merupakan rangkaian kegiatan.

  1. Kegiatan Pertama, yaitu kegiatan pembekalan dengan kegiatan diskusi dan pemaparan materi pada tanggal 17 Februari 2023 pukul 08.00 hingga 10.00. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Cerdas Jebres Kota Surakarta (Jl. Surya I Tengah No.25, RT.03/RW.25, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126) secara langsung.
  2. Kegiatan Kedua, yaitu kegiatan Penandatanganan PKS BTB52 yang dilaksanakan di Hotel Dana (Ruang Anggrek), Jl. Slamet Riyadi No.266, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta dan dilanjutkan kegiatan Pembekalan Riset Profil Sampah di Sekolah Kamis-Jumat, 23 24 Februari 2023

Perjanjian kerjasama Gita Pertiwi bersama 5 sekolah diawali dengan sebuah ide, semangat, atau motivasi, yang kemudian dengan didukung koordinasi terkait, dapat kemudian bergulir untuk membentuk kelompok komite sesuai kebutuhan. Setelah sekolah membentuk tim atau Green Team yang bertanggung jawab dalam kegiatan pembatasan penggunaan Plastik Sekali Pakai (PSP) di sekolah, langkah selanjutnya adalah Gita Pertiwi bersama 5 sekolah di Soloraya melakukan Waste Analysis Characteristic Study (WACS) dan atau Waste Analysis Brand Audit (WABA) di sekolah yang bertujuan untuk mengetahui profil sampah di sekolah yaitu jumlah timbulan sampah plastik dan mengetahui perusahaan penyumbang sampah plastik di sekolah agar guru-guru mengetahui kondisi sampah yang dihasilkan sekolah. Langkah-lanagkah ini sangat penting untuk membantu sekolah memahami dan mengelola sampah yang dihasilkan dengan baik.

Dalam kerja sama tersebut Sekolah memainkan peran yang besar dalam membantu mengatasi masalah lingkungan dan memberikan pengaruh positif bagi generasi muda. Sekolah dapat menjadi tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak dini dengan mempraktekkan pengelolaan sampah, pemilahan sampah organik dan non organik, serta membangun rasa cinta lingkungan kepada generasi muda. Anak didik sebagai kaum intelektual dan generasi penerus bangsa yang berada pada usia produktif perlu diberi pemahaman bahwa sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia adalah wujud pencemaran lingkungan.




















Nara sumber : Ghilang Pranata Jaya, S.Pd
Penulis : Anes Wahyu Nugraheni, SE


Posting Komentar