BAN THE BIG FIVE
Tujuan
pendidikan dasar sembilan tahun adalah meletakkan kecerdasan dasar,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup secara
mandiri dan mengikuti pendidikan secara lanjut. Sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama menjadi tempat pendidikan untuk mewujudkan kepribadian dan
akhlak mulia, salah satunya adalah pendidikan lingkungan hidup.
Sampah
merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang susah diselesaikan. Kebiasaan
anak menggunakan kemasan plastik menjadi salah satu pemicunya. Oleh karena itu
pendidikan akhlak dalam bijak bersampah perlu dilakukan sejak dini melalui
sekolah.
Sebuah kesempatan dan pengalaman berharga, Yayasan
Gita Pertiwi mengundang 5
sekolah untuk
mendiskusikan tentang sampah plastik (sekali pakai) dengan nama
program Ban The Big Five, salah satunya adalah SMP
Negeri 3 Colomadu. Yayasan Gita Pertiwi
(GP) yang beralamat di Jl. Baturan Raya No. 20 Klemburan, Baturan, Colomadu, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah, dan
wilayah Kelurahan Kemlayan Kota Surakarta adalah Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang memfokuskan diri pada isu pelestarian lingkungan serta
memperjuangkan keadilan dan kesetaraan (gender).
Ban The Big Five adalah istilah program
yang dikembangkan oleh Aliansi Zero Waste Indonesia untuk gerakan menolak 5
jenis sampah plastik sekali pakai berupa kantong kresek, sedotan, sachet,
styrofoam dan microbead. Program ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan
masyarakat terutama kawula muda untuk mengurangi timbulan sampah plastik Lima sekolah
yang mendapat kesempatan dalam kegiatan diskusi sampah bersama Yayasan Gita
Pertiwi adalah :
- 1.
SDN Cemara Dua
Surakarta
- 2.
MI Muhammadiyah 1 PK
Sukoharjo
- 3.
SMPN 3 Surakarta
- 4.
SMPN 9 Surakarta
- 5.
SMPN 3 Colomadu
Yayasan Gita Pertiwi memilih sekolah dalam kegiatan
ini karena sekolah merupakan gambaran masyarakat
yang menjadi salah satu timbunan
sampah hasil dari aktivitas manusia yang ada di dalamnya. Aktivitas yang banyak
menggunakan wadah sekali pakai, kemasan makanan, sachet, hingga botol plastik
sekali pakai terjadi di sekolah. Akan tetapi, sekolah juga dapat menjadi salah
satu pengembangan pendidikan untuk pengelolaan sampah yang meliputi pemilahan
sampah organik dan an organik, mengembangkan rasa cinta lingkungan, dan menjaga
kebersihan lingkungan sekitar mereka.
Kaum
muda yang menjadi peserta didik dalam sekolah maupun anggota dari masyarakat
berada usia produktif dan bagian kaum intelektual adalah salah satu aset yang
dimiliki oleh Negara tidak bisa dipandang sebelah mata. Tingginya semangat dan
ide ide kreatif banyak dituangkan oleh anak muda. Ide kreatif yang mereka
miliki dapat menjadi salah satu cara untuk mengkampanyekan mengenai plastik
sekali pakai. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman mengenai
Plastik Sekali Pakai (PSP) yang tanpa mereka sadari berada di sekitar mereka
memiliki dampak dan bahaya bagi lingkungan. Pemahaman yang didapatkan oleh kaum
muda diharapkan dapat mengurangi pengguanaan sampah sekali pakai baik di
sekolah maupun lingkungan mereka.
Tujuan kegiatan diskusi sampah Plastik Sekali Pakai adalah :
- Meningkatkan pengetahuan peserta tentang Plastik Sekali Pakai dan Dampaknya
- Meningkatkan kemampuan berpikir anak-anak mengenai pemilahan sampah di lingkungan sekolah
- Membangun peran Kaum Muda dalam pengelolaan sampah khususnya plastik sekali pakai di lingkungan sekolah
- Meningkatkan peran kaum Muda sebagai agen kampanye dalam pengurangan plastik sekali pakai dalam masyarakat
Kegiatan diskusi sampah Plastik Sekali Pakai tidak terlaksana dalam 1 kali kegiatan, melainkan merupakan rangkaian kegiatan.
- Kegiatan Pertama, yaitu kegiatan pembekalan dengan kegiatan diskusi dan pemaparan materi pada tanggal 17 Februari 2023 pukul 08.00 hingga 10.00. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Cerdas Jebres Kota Surakarta (Jl. Surya I Tengah No.25, RT.03/RW.25, Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57126) secara langsung.
- Kegiatan Kedua, yaitu kegiatan Penandatanganan PKS BTB52 yang dilaksanakan di Hotel Dana (Ruang Anggrek), Jl. Slamet Riyadi No.266, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta dan dilanjutkan kegiatan Pembekalan Riset Profil Sampah di Sekolah Kamis-Jumat, 23 – 24 Februari 2023
Perjanjian
kerjasama Gita Pertiwi bersama 5 sekolah diawali dengan sebuah ide, semangat,
atau motivasi, yang kemudian dengan didukung koordinasi terkait, dapat kemudian
bergulir untuk membentuk kelompok komite sesuai kebutuhan. Setelah sekolah
membentuk tim atau Green Team yang bertanggung jawab dalam kegiatan pembatasan
penggunaan Plastik Sekali Pakai (PSP) di sekolah, langkah selanjutnya adalah
Gita Pertiwi bersama 5 sekolah di Soloraya melakukan Waste Analysis Characteristic Study (WACS) dan atau Waste Analysis Brand Audit (WABA) di
sekolah yang bertujuan untuk mengetahui profil sampah di sekolah yaitu jumlah
timbulan sampah plastik dan mengetahui perusahaan penyumbang sampah plastik di
sekolah agar guru-guru mengetahui kondisi sampah yang dihasilkan sekolah.
Langkah-lanagkah ini sangat penting untuk membantu sekolah memahami dan
mengelola sampah yang dihasilkan dengan baik.
Dalam
kerja sama tersebut Sekolah memainkan peran yang besar dalam membantu mengatasi
masalah lingkungan dan memberikan pengaruh positif bagi generasi muda. Sekolah
dapat menjadi tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak dini dengan mempraktekkan
pengelolaan sampah, pemilahan sampah organik dan non organik, serta membangun
rasa cinta lingkungan kepada generasi muda. Anak didik sebagai kaum intelektual
dan generasi penerus bangsa yang berada pada usia produktif perlu diberi
pemahaman bahwa sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia adalah wujud
pencemaran lingkungan.
Posting Komentar